Saturday, October 23, 2010

Keputihan Selama Kehamilan, Berbahaya Ngga Sih???

Posted by Bunda Heidar | Saturday, October 23, 2010 | Category: |

Keputihan merupakan keluhan ibu hamil yang umum. Saya sendiri mengalami keputihan selama kehamilan saya. Sebelum hamil, saya sangat jarang mengalami yang namanya keputihan. Hanya sesekali saja dan itu pun tidak berbau tajam dan tidak menyebabkan rasa gatal di daerah kewanitaan. Nah, selama saya hamil, tiba-tiba saya mengalami keputihan yang hampir saya alami setiap harinya. Bercak putih kekuningan di celana dalam, dan terkadang terasa gatal. Pikir punya pikir, saya pun merasa khawatir kalau hal yang saya alami ini merupakan suatu yang tidak wajar. Ya, sudah...saya langsung menyalakan laptop saya dan segera online untuk mencari informasi tentang keputihan.

Pada saat hamil akan terjadi peningkatan pengeluaran cairan vagina daripada biasanya yang disebabkan karena adanya perubahan hormonal selama kehamilan. Bentuk dari cairan vagina, selama kehamilan bewarna bening atau putih susu, encer dan tidak berbau. Cairan ini akan meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan.

Yang perlu Anda perhatikan adalah menjaga kebersihan daerah V dengan baik. Selalu bersihkan dan keringkan daerah kewanitaan Anda. Gantilah celana dalam Anda jika terasa lembab atau basah. Sebaiknya pilih celana dari bahan katun yang lebih mudah menyerap.

Keputihan menjadi tidak normal jika cairan vagina berubah warna, bercampur darah, keluar dalam jumlah sangat banyak, berbau, menimbulkan rasa gatal atau panas, nyeri dan kemerahan di daerah kewanitaan serta Anda merasa nyeri perut dibagian atas. Segera konsultasi ke dokter secepatnya untuk mendeteksi lebih dini kemungkinan terjadinya infeksi.

Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko persalinan prematur dan janinnya juga berisiko mengalami infeksi.
Keputihan pada kehamilan juga dapat menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya serta kelahiran bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram).

Ada tiga jenis keputihan yang dapat terjadi pada saat hamil, yaitu:


Kandidosis vulvovaginal

Penyebab: Candida albicans. Sejenis mikroorganisme komensal yang terdapat di sekitar area genital perempuan sehat. Kandidosis Vulvovaginal dapat terjadi karena pertumbuhan berlebihan sel-sel jamur, kondisi yang memudahkan pertumbuhan tersebut antara lain: kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral kombinasi, pemakaian antibiotika berlebihan, menstruasi, diabetes mellitus (kencing manis), penyakit-penyakit yang menurunkan daya kekebalan tubuh, kebiasaan irigasi/bilas vagina, cairan pembersih/pewangi vagina, vaginal jeli atau pemakaian celana dalam yang ketat dengan ventilasi yang kurang. Gejalanya: Munculnya cairan kental, berbau sangat tajam dan disertai dengan rasa gatal akibat cairan keputihan sudah mengiritasi dan membuat lecet vulva. Ibu hamil juga akan merasakan nyeri saat berkemih dan saat bersenggama.Dampaknya: Jika dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan kelahiran prematur , ketuban pecah sebelum waktunya dan bayi berat lahir rendah tidak bertambah pada keadaan ini.

Vaginosis Bakterialis

Penyebab: Adanya perubahan ekosistem dalam area genital. Yaitu keadaan menghilangnya jumlah laktobasili yang normal dan disertai oleh pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme lain dalam konsentrasi yang tinggi. Dibandingkan pada saat tidak hamil, frekuensi terjadinya Vaginosis Bakterialis pada perempuan hamil cukup tinggi sekitar 16-24 persen. Gejala: Munculnya cairan kental, berbau sangat tajam. Pada kondisi parah barulah muncul rasa gatal. Dampaknya: Jika dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan kelahiran prematur , ketuban pecah sebelum waktunya dan bayi berat lahir rendah tidak bertambah pada keadaan ini.

Trikomoniasis
Penyebab: Trichomonas Vaginalis, yaitu protozoa yang mempunyai flagel, pada manusia biasanya terdapat di uretra (saluran kemih). Ditularkan pada umumnya melalui hubungan seksual. Gejala: Berupa iritasi pada area genital, rasa panas, gatal dan nyeri yang dapat terasa di daerah vulva dan paha, perineum (kulit diantara vagina dan anus) , dapat pula disertai nyeri saat berkemih dan senggama. Dapat juga terjadi perdarahan bercak setelah senggama akibat kontak langsung dengan leher rahim yang meradang. keluar cairan keputihan yang berbuih dan berwarna putih keabuan atau berwarna kuning kotor kehijauan serta berbau busuk yang menusuk. Dalam kondisi parah, vagina dan leher rahim dapat bengkak dan meradang kemerahan. Dampaknya: Akibat terhadap kehamilan Trikomoniasis berhubungan dengan kejadian permaturitas dan bayi berat badan lahir rendah.


Currently have 0 comments:


Leave a Reply